WA: 0812 8595 8481
View : 337 kali.
Materi Kuliah Ekonomi Koperasi dan UMKM13.05 Metode Mengukur Kinerja Koperasi
# Balanced scorecard, metode
PENGUKURAN KINERJA BADAN USAHA KOPERASI DENGAN BALANCED SCORECARD
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan agar tetap eksis dalam menghadapi persaingan. Pengukuran kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, mengevaluasi hasil kerja, dan mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih ada dalam perusahaan. Dengan penilaian kinerja, dapat dibandingkan antara hasil dengan efektivitas strategi yang diterapkan organisasi. Selanjutnya dijadikan pijakan dalam melakukan perbaikan dan perencanaan strategi di masa depan.
Balanced scorecard merupakan metode penilaian kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat faktor utama, yaitu:
- perspektif keuangan,
- pelanggan,
- proses bisnis internal serta
- pembelajaran dan
- pertumbuhan.
Istilah balanced scorecard terdiri dari kata balance (seimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata balance diartikan sebagai kinerja yang diukur secara berimbang dari sisi keuangan dan non-keuangan, mencakup jangka pendek dan jangka panjang, serta melibatkan bagian internal dan eksternal perusahaan. Sedangkan kata scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja (Mulyadi, 2001:1-2) individu atau organisasi, baik kondisi sekarang ataupun untuk perencanaan di masa mendatang (Prijambodo, 2012:1). Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor atau target yang hendak diwujudkan di masa depan. Melalui kartu skor tersebut akan dibandingkan antara skor yang hendak diwujudkan organisasi/individu dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan selanjutnya digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja organisasi/individu yang bersangkutan (Lestari, 2014:127). Disinilah letak keunggulan dari balanced scorecard yang menggunakan ukuran lebih komprehensif.
Balanced scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok dari empat perspektif, yaitu:
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan agar tetap eksis dalam menghadapi persaingan. Pengukuran kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, mengevaluasi hasil kerja, dan mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih ada dalam perusahaan. Dengan penilaian kinerja, dapat dibandingkan antara hasil dengan efektivitas strategi yang diterapkan organisasi. Selanjutnya dijadikan pijakan dalam melakukan perbaikan dan perencanaan strategi di masa depan.
Balanced scorecard merupakan metode penilaian kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat faktor utama, yaitu:
- perspektif keuangan,
- pelanggan,
- proses bisnis internal serta
- pembelajaran dan
- pertumbuhan.
Istilah balanced scorecard terdiri dari kata balance (seimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata balance diartikan sebagai kinerja yang diukur secara berimbang dari sisi keuangan dan non-keuangan, mencakup jangka pendek dan jangka panjang, serta melibatkan bagian internal dan eksternal perusahaan. Sedangkan kata scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja (Mulyadi, 2001:1-2) individu atau organisasi, baik kondisi sekarang ataupun untuk perencanaan di masa mendatang (Prijambodo, 2012:1). Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor atau target yang hendak diwujudkan di masa depan. Melalui kartu skor tersebut akan dibandingkan antara skor yang hendak diwujudkan organisasi/individu dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan selanjutnya digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja organisasi/individu yang bersangkutan (Lestari, 2014:127). Disinilah letak keunggulan dari balanced scorecard yang menggunakan ukuran lebih komprehensif.
Balanced scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok dari empat perspektif, yaitu:
(1) perspektif keuangan,
untuk berhasil secara finansial, apa yang harus diperlihatkan kepada pemegang saham/anggota?
untuk berhasil secara finansial, apa yang harus diperlihatkan kepada pemegang saham/anggota?
(2) perspektif pelanggan,
bagaimana pandangan pelanggan terhadap perusahaan?
bagaimana pandangan pelanggan terhadap perusahaan?
(3) perspektif proses bisnis
internal, untuk menyenangkan pelanggan, proses bisnis apa yang harus dikuasai dengan baik? dan
internal, untuk menyenangkan pelanggan, proses bisnis apa yang harus dikuasai dengan baik? dan
(4) perspektif
pertumbuhan dan pembalajaran, apa yang harus terus menerus dilakukan untuk memelihara kemampuan dan meningkatkan diri (Kaplan dan Norton, 1996).
1) Indikator keuangan yang bisa digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan perspektif keuangan yaitu: keuntungan usaha di tingkat anggota, nilai penjualan di tingkat usaha anggota, Return on Investment (ROI), Return on Asset (ROA), Earning Before Interest and Tax, rentabilitas, solvabilitas, profitabilitas (Prijambodo, 2012:7), nilai tambah ekonomis dan tingkat efisiensi usaha (Sinaga, 2004:57).
2) Dalam perspektif pelanggan,
perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan dan di segmen pasar mana mereka akan berkompetisi sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan. Selain untuk memuaskan dan menyenangkan pelanggan, para manajer harus menterjemahkan pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan pelanggan yang spesifik. Perusahaan harus mengidentifikasi berbagai segmen pasar, baik dalam populasi pelanggan saat ini maupun pelanggan potensial, kemudian memilih segmen mana yang akan mereka masuki.
Pengukuran dilakukan pada lima aspek utama, yaitu:
pertumbuhan dan pembalajaran, apa yang harus terus menerus dilakukan untuk memelihara kemampuan dan meningkatkan diri (Kaplan dan Norton, 1996).
1) Indikator keuangan yang bisa digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan perspektif keuangan yaitu: keuntungan usaha di tingkat anggota, nilai penjualan di tingkat usaha anggota, Return on Investment (ROI), Return on Asset (ROA), Earning Before Interest and Tax, rentabilitas, solvabilitas, profitabilitas (Prijambodo, 2012:7), nilai tambah ekonomis dan tingkat efisiensi usaha (Sinaga, 2004:57).
2) Dalam perspektif pelanggan,
perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan dan di segmen pasar mana mereka akan berkompetisi sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan. Selain untuk memuaskan dan menyenangkan pelanggan, para manajer harus menterjemahkan pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan pelanggan yang spesifik. Perusahaan harus mengidentifikasi berbagai segmen pasar, baik dalam populasi pelanggan saat ini maupun pelanggan potensial, kemudian memilih segmen mana yang akan mereka masuki.
Pengukuran dilakukan pada lima aspek utama, yaitu:
(a) kepuasan pelanggan,
mengukur seberapa jauh pelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan, pengukuran ini dapat dilakukan melalui survey, interview melalui telepon atau sms, atau personal interview;
(b) retensi
pelanggan, mengukur sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan customer lama;
(c) akuisisi
pelanggan, mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan baru dan perbandingan total penjualan dengan jumlah customer baru;
(d) profitabilitas pelanggan,
mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari hasil penjualan produk atau jasa kepada para pelanggan; dan
(e) pangsa pasar,
yaitu mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai perusahaan, yang diungkapkan dalam bentuk jumlah customer atau volume yang terjual (Kaplan dan Norton, 2000).
3) Dalam Proses Bisnis Internal ada 3 prinsip dasar ukuran menurut Kaplan dan Norton (1996) yaitu:
- inovasi,
mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan pasar, kemudian menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
- operasi,
upaya perusahaan untuk memberikan solusi atas kebutuhan dan keinginan pelanggan, yang diwujudkan dengan tahapan membuat dan menyampaikan produk/jasa
- layanan purna jual.
pelayanan setelah terjadi penjualan produk atau jasa dilakukan, misalnya penanganan garansi, perbaikan atau penanganan barang yang rusak, serta pembayaran retur kepada
pelanggan.
4) Pembelajaran dan Pertumbuhan
Fokus utama dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini adalah pada kemampuan manusia. Kepuasan karyawan sangat penting untuk memperbaiki produktivitas.
3) Dalam Proses Bisnis Internal ada 3 prinsip dasar ukuran menurut Kaplan dan Norton (1996) yaitu:
- inovasi,
mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan pasar, kemudian menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
- operasi,
upaya perusahaan untuk memberikan solusi atas kebutuhan dan keinginan pelanggan, yang diwujudkan dengan tahapan membuat dan menyampaikan produk/jasa
- layanan purna jual.
pelayanan setelah terjadi penjualan produk atau jasa dilakukan, misalnya penanganan garansi, perbaikan atau penanganan barang yang rusak, serta pembayaran retur kepada
pelanggan.
4) Pembelajaran dan Pertumbuhan
Fokus utama dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini adalah pada kemampuan manusia. Kepuasan karyawan sangat penting untuk memperbaiki produktivitas.
Mengembangkan modal intelektual organisasi merupakan aktiva nonkeuangan yang bernilai bagi perusahaan (Mariza, 2003:131). Perspektif P&P ini memiliki lingkup untuk merubah dan meningkatkan kompetensi SDM agar memiliki kemampuan, keterampilan, serta sikap mental produktif.
Jadi ukuran kinerja pada perspektif ini adalah kemampuan pekerja, kepuasan pekerja, ketersediaan sistem informasi, dan kinerja kelompok (team perfomance).
Secara skematis contoh proses pengukuran nilai kinerja koperasi dapat digambarkan sebagai berikut:
NEXT:
13.06 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kinerja koperasi
PREV:
13.04 Variabel dan Indikator Kinerja Koperasi