WA: 0812 8595 8481
View : 37 kali.
Materi Kuliah Manajemen Training03.02 Metode Pelatihan
#
B. Metode Pelatihan
Dalam
pelaksanaan pelatihan metode yang digunakan sering kali merupakan
gabungan, hal ini tergantung pada target kompetensi (standar kompetensi )
yang harus di miliki oleh peserta pelatihan. Misalnya untuk
membangun SDM dengan kompetensi di bidang permesinan , maka disamping
metode pelatihan di dalam kelas juga harus di gunakan metode di tempat
kerja.
Berikut ini beberapa metode yang dapat dilakukan untuk pelatihan :
1. On the job training,
yakni metode pelatihan dengan cara para pekerja atau calon pekerja
ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang asli, dibawah bimbingan dari
pegawai yang sudah berpengalaman atau seorang supervisor. Jenis
pelatihan on the job training yang paling dikenal adalah job instruction
training. Melalui pelatihan ini, instruktur pertama kali memberikan
pelatihan kepada supervisor yang selanjutnya supervisor akan memberikan
pelatihan terhadap pekerja
2. Outdoor Oriented Programs, yakni
program yang biasanya dilakukan di suatu wilayah yang terpencil dengan
melakukan kombinasi kemampuan di luar kantor dengan kemampuan di ruang
kelas. Program ini dikenal dengan istilah outing; seperti arung jeram,
mendaki gunung, kompetisi tim, panjat tebing, dan lain-lain.
3. Rotasi,
yakni metode pelatihan silang bagi karyawan agar mendapatkan variasi
pekerjaan. Para pengajar melakukan pemindahan terhadap peserta latihan
dari tempat kerja satu ke tempat kerja lainnya. Setiap perpindahan
umumnya didahului dengan pelatihan pemberian instruksi kerja. Selain
memberikan variasi pekerjaan bagi karyawan, pelatihan silang turut
membantu organisasi ketika ada karyawan yang cuti, tidak hadir,
perampingan atau terjadi pengunduran diri.
4. Pelatihan dengan peralatan audio-visual,
yaitu teknik pelatihan dengan menggunakan audio-visual seperti film,
power point, video konferensi, kaset audio, dan kaset video. Pelatihan
ini sangat efektif dan sering digunakan.
5. Magang, yakni
metode pelatihan yang melibatkan pembelajaran dari pekerja yang lebih
berpengalaman, dan dapat ditambah pada teknik Off the Job Training.
Banyak pekerja keterampilan tangan, seperti tukang pipa dan kayu,
dilatih melalui program magang resmi. Asistensi dan kerja sambilan
disamakan dengan magang karena menggunakan partisipasi tingkat tinggi
dari peserta dan memiliki tingkat transfer tinggi kepada pekerjaan.
6. Ceramah Kelas,
yakni Ceramah dan teknik lain dalam Off the Job Training tampaknya
mengandalkan komunikasi daripada memberi model. Ceramah adalah
pendekatan terkenal karena menawarkan sisi ekonomis dan material
organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik, transfer dan repetisi
sangat rendah. Umpan balik dan partisipasi dapat meningkat dengan adanya
diskusi selama ceramah.
7. Pelatihan berbasis komputer,
yaitu orang yang dilatih menggunakan sistem berbasis komputer untuk
secara interaktif meningkatkan pengetahuan atau keterampilannya.
8. Permainan Peran dan Model Perilaku, Permainan peran
adalah alat yang mendorong peserta untuk membayangkan identitas lain.
Misalnya, pekerja pria dapat membayangkan peran supervisor wanita dan
sebaliknya. Kemudian keduanya ditempatkan dalam situasi kerja tertentu
dan diminta memberikan respon sebagaimana harapan mereka terhadap
lainnya. Idealnya meraka harus dapat melihat diri mereka sebagaimana
orang lain melihat mereka. Tehnik ini juga digunakan untuk mengubah
sikap, misalnya untuk meningkatkan pemahaman rasial, juga membantu
mengembangkan keterampilan interpersonal.
9. Pelatihan dengan simulasi, yaitu
sebuah metode dimana orang-orang yang dilatih belajar dengan peralatan
yang sebenarnya atau dengan simulasi yang akan digunakan dalam
pekerjaan, Permainan simulasi dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama
simulasi yang melibatkan simulator yang bersifat mekanik (mesin) yang
mengandalkan aspek-aspek utama dalam suatu situasi kerja. Simulasi
mengemudi yang digunakan dalam kursus mengemudi adalah suatu contoh.
Kedua, simulasi komputer. Untuk tujuan pelatihan dan pengembangan,
metode ini sering berupa games atau permainan. Para pemain membuat suatu
keputusan, dan komputer menentukan hasil yang terjadi sesuai dengan
kondisi yang telah diprogramkan dalam komputer. Teknik ini umumnya
digunakan untuk melatih para manajer, yang mungkin tidak boleh
menggunakan metode trial and error untuk mempelajari pembuatan
keputusan.
10. Pelajaran yang terprogram (intruksi terprogram),
Materi instruksional yang direncanakan secara tepat dapat digunakan
untuk melatih dan mengembangkan para karyawan. Materi-materi ini sangat
membantu apabila para karyawan itu tersebar secara geografis (berjauhan
jaraknya) atau ketika proses belajar hanya memerlukan interaksi singkat
saja. Teknik belajar mandiri berkisar pada cara manual sampai kaset
rekaman atau video. Beberapa prinsip belajar tercakup dalam tipe
pelatihan ini.
11. Pelatihan Tindakan (Action Learning),
Pelatihan ini terjadi dalam kelompok kecil yang berusaha mencari
solusi masalah nyata yang dihadapi oleh organisasi, dibantu oleh
fasilitator (dari luar atau dalam organisasi). Fokus kelompok dalam
mengatasi masalah sebagai cara untuk belajar ketika para anggota
mengeksploitasi solusi, menggarisbawahi pernyataan fasilitator sebagai
pedoman dalam kelompok, pemecahan masalah dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan suatu masalah. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan ini
muncul ketika kelompok tersebut secara teknik atau prosedur mengalami
kebuntuan
12.Behavior Modeling,
Modeling sebagai salah satu proses yang bersifat psikologis mendasar di
mana pola-pola baru dari suatu perilaku dapat diperoleh sedangkan
pola-pola yang sudah ada dapat diubah. Sifat mendasar dari modeling
adalah bahwa suatu proses belajar itu terjadi, bukan melalui pengalaman
aktual, melainkan melalui observasi atau berimajinasi dari pengalaman
orang lain. Behavior modeling adalah suatu metode pelatihan dalam rangka
meningkatkan keahlian interpersonal.
13. Management Games,
Management games menekankan pada pengembangan kemampuan
problem-solving. Keuntungan dari simulasi ini adalah timbulnya integrasi
atas berbagai interaksi keputusan, kemampuan bereksperimen melalui
keputusan yang diambil, umpan balik dari keputusan, dan
persyaratan-persyaratan bahwa keputusan dibuat dengan data-data yang
tidak cukup.
14. In-Basket Technique,
Melalui metode in-basket technique, para peserta diberikan materi yang
berisikan berbagai informasi, seperti email khusus dari para manajer,
dan daftar telepon. Hal-hal penting dan mendesak, seperti posisi
persediaan yang menipis, komplain dari pelanggan, permintaan laporan
dari atasan, digabung dengan kegiatan bisnis rutin. Peserta pelatihan
kemudian mengambil keputusan dan tindakan. Selanjutnya keputusan dan
tindakan tersebut dianalisis dengan derajat pentingnya tindakan,
pengalokasian waktu, kualitas keputusan dan prioritas pengambilan
keputusan.
NEXT:
03.03 Media Pembelajaran dalam pelatihan
PREV:
03.01 Proses Peningkatan kompetensi