View : 36 kali.
Home > Cerpen Pak MurdanKoruptor di Ujung Tiang

Di sebuah kota kecil di Indonesia, hiduplah seorang pejabat bernama Pak Rocky. Dia terkenal sebagai "Raja Proyek" karena hampir setiap proyek pemerintah yang dia tangani selalu ada uang yang hilang. Tapi, Pak Rocky selalu bisa lolos dari jerat hukum berkat jaringan koneksinya yang luas.
Suatu hari, pemerintah mengumumkan aturan baru: hukuman mati bagi koruptor. Semua orang gempar, termasuk Pak Rocky. Tapi, dia tetap tenang. "Ah, aturan itu cuma buat orang kecil. Saya kan punya banyak teman di atas," pikirnya sambil tertawa kecil.
Namun, nasib berkata lain. Suatu malam, Pak Rocky bermimpi aneh. Dia berdiri di depan sebuah tiang tinggi, dikelilingi oleh orang-orang yang marah. Tiba-tiba, seorang hakim muncul dengan palu besar dan berkata, "Pak Rocky, Anda dihukum mati karena korupsi!"
Pak Rocky terbangun keringat dingin. "Ini cuma mimpi," bisiknya. Tapi, mimpi itu terus berulang setiap malam. Bahkan, dia mulai melihat bayangan tiang itu di mana-mana. Saat sedang rapat, tiba-tiba dia melihat tiang itu muncul di tengah ruangan. Saat sedang makan siang, tiang itu muncul lagi di samping meja makan.
Akhirnya, Pak Rocky tidak tahan lagi. Dia memutuskan untuk mengembalikan semua uang hasil korupsinya. Tapi, masalahnya, dia sudah menghabiskan sebagian besar uang itu untuk membeli villa mewah, mobil sport, dan liburan ke luar negeri. Dia pun panik.
Dia mencoba menjual aset-asetnya, tapi tidak ada yang mau membeli. "Siapa yang mau beli villa dari koruptor? Nanti ketahuan, kita ikut kena hukuman mati juga!" kata seorang calon pembeli.
Pak Rocky semakin stres. Dia bahkan mencoba melarikan diri ke luar negeri, tapi paspornya tiba-tiba hilang. "Ini pasti karma," keluhnya.
Suatu hari, dia mendapat kabar bahwa dia akan ditangkap. Dengan panik, dia berlari ke hutan untuk bersembunyi. Tapi, di tengah hutan, dia melihat tiang itu lagi! Kali ini, tiang itu berbicara, "Pak Rocky, inilah akhir dari perjalanan Anda."
Pak Rocky terbangun lagi. Ternyata, dia tertidur di kursi kantornya. Tapi, kali ini, dia benar-benar kapok. Dia langsung mengumpulkan semua dokumen korupsinya dan menyerahkan diri ke polisi.
Di pengadilan, hakim bertanya, "Mengapa Anda akhirnya memilih untuk menyerahkan diri?"
Pak Rocky menjawab dengan wajah pucat, "Saya lebih takut sama tiang itu daripada hukuman penjara, Pak Hakim."
Sejak saat itu, Pak Rocky menjadi narapidana teladan di penjara. Dia bahkan membuat program anti-korupsi untuk sesama napi. Dan, setiap kali ada pejabat baru yang masuk penjara karena korupsi, dia selalu berkata, "Hati-hati, jangan sampai kamu ketemu tiang itu!"